BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penyakit
Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit endemis di Indonesia dan
sampai saat ini masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Penyakit
Demam Berdarah disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang akut dan ditandai
dengan panas mendadak selama 2 – 7 hari tanpa sebab yang jelas disertai dengan
manifestasi perdarahan, seperti petekie, epistaxis kadang disertai muntah
darah, berak darah, kesadaran menurun, dan syock (Soegijanto, 2006).
Penyakit Demam
Berdarah atau Dengue Hemorragik Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan air laut. Merebaknya kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai
kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran akan
kebersihan lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat
dalam mengantisipasi dan merespon kasus ini (http;//www.litbang.depkes.go.id,
2005).
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Penyebab dan
ciri-ciri Nyamuk DBD
2.
Gejala DBD
3.
Pencegahan
DBD
4.
Cara
pengobatan DBD
1.3 Tujuan
Mengetahui
penyebab dan ciri-ciri nyamuk DBD, gejala DBD, serta cara pengobatan DBD
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyebab
dan Ciri-Ciri DBD
Penyebab DBD
:
Penyakit ini
disebabkan oleh virus dengue yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah
kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan
perdarahan-perdarahan.
Vektor yang
berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus.
Ciri-Ciri
Nyamuk DBD
- Hidup di dalam ruangan, tempat genangan air dan kumuh
- Sulit untuk ditangkap karena mereka bergerak sangat cepat, melesat maju mundur.
- Mereka menggigit pada pagi atau siang hari
- Bersembunyi di bawah perabot dan sering menggigit orang di sekitar kaki atau pergelangan kaki
- Gigitan relatif tidak sakit, sehingga orang mungkin tidak melihat mereka sedang tergigit.
Nyamuk demam
berdarah dewasa lebih memilih untuk beristirahat di daerah gelap. Tempat
beristirahat favorit berada di bawah tempat tidur, meja dan kursi, di lemari
pakaian atau lemari, di tumpukan cucian kotor dan sepatu; dalam wadah terbuka,
di ruang yang gelap dan tenang, dan bahkan pada objek gelap seperti pakaian
atau perabot.
Nyamuk demam
berdarah lebih suka menggigit manusia pada siang hari. Sebuah cara yang efektif
untuk membunuh nyamuk dewasa adalah untuk menerapkan sisa insektisida ke daerah
di mana mereka lebih suka untuk beristirahat.
Nyamuk demam
berdarah terkadang dijuluki ‘kecoa nyamuk’ karena benar-benar dijinakkan dan
lebih memilih untuk tinggal di sekitar rumah-rumah penduduk. Mereka berkembang
biak bukan di rawa-rawa atau saluran, dan sangat jarang menggigit pada malam
hari.
2.2 Gejala
DBD
Masa tunas
atau inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue,
Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah
sebagai berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat
Celsius).
2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik
(puspura) perdarahan.
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam
(konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces)
berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7
terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi
peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai
seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare,
menggigil, kejang dan sakit kepala.
8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan
pegal/sakit pada persendian.
10. Munculnya
bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
2.3
Pencegahan DBD
Tidak ada vaksin yang
tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama demam
berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam
berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya
di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan
nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang
dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.
Hal-hal yang
harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam
berdarah, sebagai berikut:
- Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup.
- Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang.
- Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;
- Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi.
2.4 Cara
Pengobatan DBD
Demam
berdarah biasanya merupakan penyakit yang hanya perawatan suportif jika tepat
sasaran dapat disembuhkan. Acetaminophen dapat digunakan untuk
pengobatan demam berdarah. Untuk beberapa jenis obat seperti aspirin,
obat anti-inflammatory drugs (NSAID), dan kortikosteroid harus
dihindari sebagai antisipasi pengobatan demam berdarah.
Pasien
dengan demam berdarah diketahui atau dicurigai harus memiliki jumlah trombosit
dan hematokrit diukur setiap hari dari hari ketiga penyakit sampai 1-2 hari
setelah penurunan suhu badan normal. Pasien dengan tingkat hematokrit yang
meningkat atau jumlah trombosit menurun harus memiliki penggantian defisit
volume intravaskular.
Untuk
pengobatan demam berdarah lebih lanjut, pasien yang memiliki tanda-tanda
dehidrasi, seperti takikardia, kapiler terisi semakin lama, dingin atau kulit
berbintik-bintik, status mental berubah, penurunan output urine, kenaikan
tingkat hematokrit, tekanan nadi menyempit, atau hipotensi, memerlukan cairan
infus.
Keberhasilan
pengobatan demam berdarah yang parah memerlukan perhatian khusus, seperti
cairan dan perawatan proaktif. Defisit volume Intravaskular harus diperbaiki
dengan cairan isotonik seperti larutan Ringer laktat. Bolus dari 10-20 kg mL /
harus diberikan lebih dari 20 menit dan dapat diulang. Jika ini gagal untuk
mengoreksi defisit, nilai hematokrit harus ditentukan dan jika naik informasi
klinis yang terbatas menunjukkan bahwa plasma expander dapat diberikan.
Dekstran 40, atau albumin 5% pada dosis 10-20 kg mL juga dapat digunakan. Jika
pasien tidak membaik setelah ini, kehilangan darah harus dipertimbangkan. Pasien
dengan perdarahan internal atau pencernaan mungkin memerlukan transfusi. Pasien
dengan koagulopati mungkin memerlukan plasma beku segar.
Setelah
pasien dengan dehidrasi yang stabil, mereka biasanya membutuhkan cairan infus
tidak lebih dari 24-48 jam. cairan intravena harus dihentikan ketika tingkat
hematokrit turun dibawah 40% dan volume intravaskuler cukup.
Transfusi
plasma platelet segar beku mungkin diperlukan untuk mengontrol pendarahan
parah. Sebuah laporan kasus baru-baru ini menunjukkan perkembangan yang baik
setelah pemberian globulin intravena anti-D di dua pasien. Sebelum mengakhiri,
sebelum pengobatan demam berdarah dilakukan, khendaknya pemeriksaan atau
konsultasi kepada dokter adalah jalan yang terbaik, pastikan penderita berada
pada kondisi yang stabil karena jika dibiarkan akan menjadi semakin parah
sehingga menyebabkan kematian.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penyebaran
penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit
DBD akan mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang
luar biasa bagi penduduk disekitarnya.
Pencegahan
dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk
aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan berada di
lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada
penderita DBD nya.
Fokus
pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau
mengatasi keadaan syok atau presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita
banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula
sirup atau susu).
3.2 Saran
Beberapa ada
cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode
pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah:
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah
padat, modifikasi tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan
manusia, dan perbaikan desain rumah.
2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan
cupang) pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14).
3. Pengasapan atau fogging (dengan menggunakan malathion
dan fenthion).
4. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat
penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Notoadmijo.S.1999.Ilmu
Kesehatan Masyarakat.Edisi 1 Rineka Cipta :
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar