KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan
kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah,
saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “penyeleksian bahan
makanan”
Dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kendala dan
hambatan yang penulis dapatkan, namun berkat dorongan dan motivasi yang tak
henti-hentinya dan disertai harapan yang kuat untuk bisa mengatasi semua ini
Untuk itu, dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah mengarahkan penulis,sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis sadar dengan segala
keterbatasan sehingga jauh dari kesempurnaan. Namun demikian dengan penuh
harapan dan doa semoga makalah ini nantinya bermanfaat adanya, Amin.....
Kendari, 17
April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
judul..................................................................................................................... i
Kata
pengantar................................................................................................................. ii
Daftar
isi.......................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
1.1
Latar belakang........................................................................................................... 1
1.2
Tujuan........................................................................................................................... 1
Bab II isi
2.1 Hygiene sanitasi
makanan........................................................................................ 2
2.2 penyeleksian bahan
makanan.................................................................................. 6
Bab III
3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 7
3.2 saran ........................................................................................................................... 7
daftar
pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Makanan adalah setiap benda padat atau cair
yang apabila ditelan akan memberi suplai energi kepada tubuh untuk pertumbuhan
atau berfungsinya tubuh. Sedangkan pengertian Higiene adalah upaya kesehatan
dengan cara upaya memelihara dan melindungi subjeknya. Sanitasi adalah
usaha-usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat
merupakan mata rantai penularan penyakit.
Berdasarkan pengertian diatas, maka
sanitasi makanan adalah suatu upaya pencegahan yang menitik beratkan kegiatan
dan tindakan yang perlu untuk dapat membebaskan makanan dan minuman dari segala
bahaya yang dapat mengganggu kesehatan mulai dari sebelum makanan itu
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan,
penjualan sampai saat dimana makanan dan minuman itu dikonsumsi oleh
masyarakat. Pengertian lain menyebutkan bahwa higiene sanitasi makanan adalah
upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan tugas ini adalah
·
Untuk mengetahui cara
penyeleksian bahan makanan
·
untuk memperoleh bahan baku
makanan dan merupakan kegiatan yang sangat penting guna memperoleh produk yang
berkualitas tinggi.
BAB II
ISI
2.1
HYGIENE SANITASI MAKANAN
Prinsip higiene dan sanitasi
makanan adalah pengendalian terhadap empat faktor penyehatan makanan yaitu
faktor tempat/bangunan, peralatan, orang, dan bahan makanan. Penyehatan makanan
adalah upaya untuk mengendalikan empat faktor yaitu tempat, orang, alat, dan
makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau
keracunan makanan. Untuk mengetahui faktor tersebut dapat menimbulkan penyakit
atau keracunan makanan, perlu dilakukan analisis terhadap rangkaian kegiatan 6
(enam) prinsip higiene dan sanitasi makanan. Prinsip higiene sanitasi makanan
yang diperlukan untuk mengendalikan kontaminasi makanan, antara lain pemilihan bahan baku makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, pengangkutan makanan, penyimpanan makanan, serta penyajian makanan.
·
Pemilihan bahan baku makanan :
Perlindungan terhadap bahan baku
dari bahaya-bahaya bahan kimia atau pertumbuhan mikroorganisme patogen dan
pembentukan toksin selama transportasi dan penyimpanan bahan baku mutlak
diperhatikan. Bahan-bahan yang dimakan dalam keadaan mentah harus diangkut dan
disimpan terpisah dari bahan baku lain dan bahan-bahan yang bukan bahan pangan.
Bahan pangan harus dikirim sedemikian rupa sehingga mencegah pertumbuhan
mikroorganisme patogen atau pembentukan toksin dengan mengatur lamanya waktu
pengiriman, suhu dan aktifitas air (water
aktivity=Aw) bahan baku.
·
Penyimpanan bahan makanan :
Kerusakan bahan makan dapat terjadi karena
tercemar bakteri, karena alam dan perlakuan manusia, adanya enzim dalam makanan
yang diperlukan dalam proses pematangan seperti pada buah-buahan dan kerusakan
mekanis seperti gesekan, tekanan, benturan dan lain-lain. Untuk mencegah
terjadinya kerusakan dapat dikendalikan dengan pencegahan pencemaran bakteri.
Sifat dan karakteristik bakteri seperti sifat hidupnya, daya tahan panas,
faktor lingkungan hidup, kebutuhan oksigen dan berdasarkan pertumbuhannya.
Terdapat empat cara penyimpanan makanan sesuai dengan suhu yang dipersyaratkan,
yaitu penyimpanan sejuk (cooling),
penyimpanan dingin (chilling),
penyimpanan dingin sekali (freezing),
penyimpanan beku (frozen).
·
Pengolahan makanan
Pengolahan makanan adalah proses
pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap santap.
Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses pengolahan makanan antara lain :
1.
Tersedaianya dapur yang memenuhi persyaratan,
dengan minimal setiap dapur memiliki fasilitas tempat pencucian peralatan,
tempat penyimpanan bahan makanan, temat persiapan, dan tempat pengolahan
(Kepmenkes Nomor: 942/Menkes/SK/VII/2003).
2. Peralatan masak
adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses pengolahan makanan
seperti sendok, pisaudan peralatan lainnya. Bentuk peralatan masak
dipersyaratkan mudah dibersihkan dan tidak boleh berlekuk, tidak boleh
digunakan untuk keperluan lain selain memasak, mengolah makanan dan penyimpanan
makanan.
3. Wadah
penyimpanan makanan harus dalam keadaan bersih. Selain itu peralatan untuk
penyimpanan makanan harus terpisah untuk makanan matang dan mentah, bahan
makanan kering dan bahan makanan basah dan terpisah untuk setiap jenis makanan.
4. Pelindung
pencemaran, persyaratan menurut Keputusan Menteri Kesehatan nomor
942/Menkes/SK/VII/2003, meliputi:
ü Semua kegiatan
pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak langsung
dari tubuh.
ü Setiap petugas
yang bekerja disediakan pakaian kerja minimal celemek (apron) dan penutup rambut (hair cover), khusus untuk penjamah
makanan disediakan sarung tangan plastik yang sekali pakai (dispossable), penutup hidung dan
mulut (mounth and nose masker).
ü Perlindungan
kontak langsung dengan makanan jadi menggunakan sarung tangan plastik, penjepit
makanan, sendok, garpu dan sejenisnya.
·
Pengangkutan makanan :
Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat
berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan
masak lebih tinggi risikonya daripada pencemaran bahan makanan. Oleh karena itu
titik berat pengendalian yang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak.
·
Penyimpanan makanan :
Bakteri akan tumbuh dan
berkembang dalam makanan yang berada dalam suasana yang cocok untuk hidupnya
sehingga jumlahnya menjadi banyak. Suasana yang cocok untuk pertumbuhan bakteri
di antaranya suasana makanan banyak protein dan banyak air (moisture), pH normal (6,8-7,5),
suhu optimum (10°-60°C). Bahaya terbesar dalam makanan masak adalah adanya
mikroorganisme patogen dalam makanan akibat terkontaminasinya makanan sewaktu
proses pengolahan makanan maupun kontaminasi silang melalui wadah maupun
penjamah. makanan, kemudian dibiarkan dingin pada suhu ruangan. Kondisi optimum
mikroorganisme patogen dalam makanan siap saji ini akan mengakibatkan
mikroorganisme berlipat ganda dalam jangka waktu antara 1-2 jam.
Faktor risiko kejadian foodborne diseases yaitu pada
proses pembersihan alat makan kontak dengan makanan. Faktor risiko juga dapat
disebabkan oleh temperatur dan waktu penyimpanan tidak baik, rendahnya personal hygiene, dan alat
makan yang tercemar.
·
Penyajian makanan :
Makanan yang disajikan adalah
makanan yang siap santap/laik santap. Laik santap dapat dinyatakan bilamana
telah dilakukan uji organoleptik dan uji biologis. Dalam prinsip penyajian
makanan wadah untuk setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah, dan
diusahakan tertutup. Tujuannya agar makanan tidak terkontaminasi silang, bila
satu makanan tercemar yang lain dapat diselamatkan, serta memperpanjang masa
saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan pangan.
2.2
PENYELEKSIAN BAHAN MAKANAN
Perlindungan terhadap bahan baku dari
bahaya-bahaya bahan kimia atau pertumbuhan mikroorganisme patogen dan
pembentukan toksin selama transportasi dan penyimpanan bahan baku mutlak diperhatikan. Bahan-bahan yang
dimakan dalam keadaan mentah harus diangkut dan disimpan terpisah dari bahan
baku lain dan bahan-bahan yang bukan bahan pangan. Bahan pangan harus dikirim
sedemikian rupa sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen atau
pembentukan toksin dengan mengatur lamanya waktu pengiriman, suhu dan aktifitas
air (water aktivity=Aw)
bahan baku.
Pemilihan bertujuan untuk memperoleh bahan
baku makanan dan merupakan kegiatan yang sangat penting guna memperoleh produk
yang berkualitas tinggi. Semua jenis bahan baku makanan mudah rusak, perlu
diperhatikan cara penanganannya bahkan adapula yang lekas menjadi busuk. Bahan
baku makanan yang baik adalah banyak mengandung nutrisi komplek yang dibutuhkan
oleh tubuh.
Banyak yang harus diperhatikan dalam teknik
pemilihan bahan baku
makanan diantaranya : warna, tekstur, ukuran, aroma. Pemilihan bahan baku
makanan yang salah akan berakibat fatal, agroindustri modern menghasilkan bahan
baku makanan
yang tampak mengundang selera dan bersih, tapi sebenarnya kualitas gizinya
kurang. Bahan baku makanan dalam kemasan biasanya telah mengalami berbagai
proses pengawetan, penambahan cita rasa dan sebagainya
Bagaimana agar kita tidak salah dalam memilih makanan, dan
terhindar dari makanan yang mengandung zat kimia berbahaya, sebaiknya telitilah
sebelum membeli bahan makanan. Berikut adalah cara memilih makanan sehat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) yang dikutip dari republika :
1. Perhatikan label pada setiap kemasan produk makanan.
Pastikan di label tercantum izin dari Badan POM. Biasanya tertulis: POM kemudian nomor izin pendaftaran.dan untuk produk hasil industri rumah tangga, pastikan juga ada tulisan P-IRT dan nomor izin pendaftaran.
2. Tips memilih daging ayam, pilihlah yang berwarna putih segar, dan tidak ada luka, atau kulit yang membiru
3. Pilihlah bahan makanan mentah yang masih segar yang berwarna cerah.
4. Jika membeli makanan yang berwarna, baca jenis dan jumlah pewarna yang digunakan dalam produk tersebut.
5. Tips memilih ikan dan hasil laut, pilihlah yang masih kenyal, sisik ikan masih utuh atau tidak terkelupas, dan mata ikan masih menonjol.
6. Tips memilih daging sapi, pastikan jarak waktu antara penyembelihan dan penjualan tidak terlalu lama. Daging yang baik terlihat berwarna merah segar.
7. Pilih makanan yang tidak diawetkan.
8. Tips memilih produk makanan atau minuman yang tidak dikemas secara khusus, sebaiknya pilih makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok. Hindari makanan dengan warna merah, kuning, hijau yang terlihat sangat mencolok. Karena bisa jadi warna yang terlalu mencolok tersebut disebabkan dari bahan pewarna yang bukan untuk bahan makanan, seperti pewarna untuk tekstil yang berbahaya bagi kesehatan.
1. Perhatikan label pada setiap kemasan produk makanan.
Pastikan di label tercantum izin dari Badan POM. Biasanya tertulis: POM kemudian nomor izin pendaftaran.dan untuk produk hasil industri rumah tangga, pastikan juga ada tulisan P-IRT dan nomor izin pendaftaran.
2. Tips memilih daging ayam, pilihlah yang berwarna putih segar, dan tidak ada luka, atau kulit yang membiru
3. Pilihlah bahan makanan mentah yang masih segar yang berwarna cerah.
4. Jika membeli makanan yang berwarna, baca jenis dan jumlah pewarna yang digunakan dalam produk tersebut.
5. Tips memilih ikan dan hasil laut, pilihlah yang masih kenyal, sisik ikan masih utuh atau tidak terkelupas, dan mata ikan masih menonjol.
6. Tips memilih daging sapi, pastikan jarak waktu antara penyembelihan dan penjualan tidak terlalu lama. Daging yang baik terlihat berwarna merah segar.
7. Pilih makanan yang tidak diawetkan.
8. Tips memilih produk makanan atau minuman yang tidak dikemas secara khusus, sebaiknya pilih makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok. Hindari makanan dengan warna merah, kuning, hijau yang terlihat sangat mencolok. Karena bisa jadi warna yang terlalu mencolok tersebut disebabkan dari bahan pewarna yang bukan untuk bahan makanan, seperti pewarna untuk tekstil yang berbahaya bagi kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pemilihan
bertujuan untuk memperoleh bahan baku makanan dan merupakan kegiatan yang
sangat penting guna memperoleh produk yang berkualitas tinggi. Semua jenis
bahan baku makanan mudah rusak, perlu diperhatikan cara penanganannya bahkan
adapula yang lekas menjadi busuk. Bahan baku makanan yang baik adalah banyak
mengandung nutrisi komplek yang dibutuhkan oleh tubuh
3.2 SARAN
Semoga makalah
ini bisa berguna bagi pembaca dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com –
hygiene sanitasi makanan
www.google.com –
mekanisme penyeleksian bahan makanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar