Senin, 13 Mei 2013

makalah cara penyeleksian bahan makanan




KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah, saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “penyeleksian bahan makanan”
Dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kendala dan hambatan yang penulis dapatkan, namun berkat dorongan dan motivasi yang tak henti-hentinya dan disertai harapan yang kuat untuk bisa mengatasi semua ini
Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak  yang telah mengarahkan penulis,sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis sadar dengan segala keterbatasan sehingga jauh dari kesempurnaan. Namun demikian dengan penuh harapan dan doa semoga makalah ini nantinya bermanfaat adanya, Amin.....



                                                                               Kendari,  17 April 2013
      
                                                                                 Penulis






DAFTAR ISI


Halaman judul........................................................................................................................
Kata pengantar.......................................................................................................................
Daftar isi................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A.                Latar belakang...........................................................................................................
B.            Tujuan........................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.         Bahan Makanan Yang Baik
B.        Cara Penyimpanan Bahan makanan
C.        Proses Pengolahan Makanan dan minuman
D         Cara Pengangkutan Makanan dan Minuman.
E.         Cara Penyampaian dan Penyajian Makanan dan minuman
F       Dapat Mengetahui Bahaya Dan Tanda-Tanda Keracunan Makanan...........................

BAB III PEMBAHASAN
A. Hygiene sanitasi makanan.................................................................................................
B. penyeleksian bahan makanan............................................................................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan......................................................................................................................
B. saran .................................................................................................................................

Daftar Pustaka



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         LATAR BELAKANG
Makanan adalah setiap benda padat atau cair yang apabila ditelan akan memberi suplai energi kepada tubuh untuk pertumbuhan atau berfungsinya tubuh. Sedangkan pengertian Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara upaya memelihara dan melindungi subjeknya. Sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan penyakit.
Berdasarkan pengertian diatas, maka sanitasi makanan adalah suatu upaya pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk dapat membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan mulai dari sebelum makanan itu diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, penjualan sampai saat dimana makanan dan minuman itu dikonsumsi oleh masyarakat. Pengertian lain menyebutkan bahwa higiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.

1.2         TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan tugas ini adalah
·         Untuk mengetahui cara penyeleksian bahan makanan
·         untuk memperoleh bahan baku makanan dan merupakan kegiatan yang sangat penting guna memperoleh produk yang berkualitas tinggi.


BAB II
Tinjauan Pustaka

A.    Bahan Makanan Yang Baik
Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb. Baham makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan perjalanan makanan yang begirtu panjangdan melalui jarngan perdagangan yang begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.
cara penyimpanan bahan makanan yang baik menurut higiene dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
a)      Suhu penimpanan yang baik
Setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan tergantung kepada besar dan banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya. Sebagian besar dapat dikelompokkan menjadi:
a.       Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya
    • Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C
    • Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C
    • Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C
b.      Makanan jenis telor, susu dan olahannya
    • Penyimpanan sampai 3 hari : -50 sampai 70 C
    • Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50 C
    • Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah -50 C
c.       Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan paling lama 1 minggu yaitu 70 sampai 100 C
d.      Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).
b)      Tata cara Penyimpanan
a.     Peralatan penyimpanan Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:
- Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 – 150 C untu penyimpanan sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan makanan da minuman dingin.
- Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 - 40 C dalam keadaanisi bisa digunakan untuk minuma, makanan siap santap dan telor.
- Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C, dapat digunakan untuk penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.
- Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk menyimpan makanan beku (frozen food) dengan suhu mencapai -200 C untuk menyimpan daging dan makanan beku dalam jangka waktu lama.
b.      Penyimpanan suhu kamar
Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam suhu kamar, maka rang penyimpanan harus diatur sebagai berikut:
- Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding, lantai dan langit-langit, maksudnya adalah:
·         untuk sirkulasi udara agar udara segar dapatsegera masuk keseluruh ruangan
·          mencegah kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian tikus
·         untuk memudahkan pembersihan lantai
·          untuk mempermudah dilakukan stok opname
- Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur baur
- Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir, tepung, ditempatkan dalam wadah penampungan sehigga tidak mengotori lantai.


c.       Cara penyimpanan
·         Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar
suhu dapat merata keselutuh bagian
·         Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam wadah (container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik atau lemari yang berbeda.
·         Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian lemari yang terlalu padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan.
d.      Penyimpanan didalam lemari es:
·         Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap
·         Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang rapat dan dipisahkan dari makanan lain, kalau mungin dalam lemari yang berbeda, kalau tidak letaknya harus berjauhan.
·         Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah dipergunakan.
·         Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkn lemari untuk keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan penyimpanan makanan
e.       Penyimpanan makanan kering:
·         Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik
·         Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab
·          Rak-rak berjarak minimal 15 cmdari dinding lantai dan 60cm dari langit-langit
·          Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan
·          Penempanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (firs in first out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus dikeluarkan lebih dulu
f.       Administrasi penyimpanan
Setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang untuk ketertiban adminisrasinya. Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock, sehingga bila terjadi kekurangan barang dapat segera diketahui.
  
B.     Cara Penyimpanan Bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
-          Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi syarat.
-          Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak.
-           suhu penyimpanan sesuai dengan keperluannya.
-           Waktu penyimpanan sesingkat mungkin untuk mencegah kerusakan dan penurunan mutu.
-          Hindari suhu danger zone yaitu antara 10o C – 60o C.
-          Sirkulasi penyimpanan sistem FiFo (first in first out).

C.     Proses Pengolahan Makanan dan minuman
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian Yaitu:
1. Tempat pengolahan
Tempat pengolahan adalah suatu tempat dimana makanan dan minuman diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
2. Tenaga pengolah  / Penjamah
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian.Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit.
Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.
3.                   Cara pengolahan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good manufacturing practice).
D.    Cara Pengangkutan Makanan dan Minuman.
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur shunya dalam keadaan panas 60 0C atau tetap dingi 4 0C.
-              lindungi dari cemaran kimia, serangga, atau percikan ludah sewaktu menata dan membawa makanan dan minuman.
-              Gunakan kendaraan pengangkut makanan khusus.
-              Peralatan wadah makanan tidak melarutkan zat beracun ke dalam makanan.
E. Cara Penyampaian dan Penyajian Makanan dan minuman
A.    Cara Penyimpanan
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.

B.     Cara Penyajian
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya.
1          Bahaya keracunan makanan adalah :
a. Sumber,dapat menularkan kepada orang lain dengan berperan sebagai cairan (pembawa kuman), dimana yang bersangkutan tidak sakit tetapi dapat menyebarkan penyakit kepada orang lain.
b. Kehilangan produktifitas karena tubuh menjadi lemah, kesadaran menurun, dan gangguan kesehatan lainnya sehingga tidak dapat bekerja secara optimal dan menyebabkan kehilangan pendapatan atau penerimaan keluarga.
c. Pemborosan ekonomi karena akibat dari keracunan yang bersangkutan harus mengeluarkan biaya pengobatan dan rehabilitasi.
2.         tanda-tanda umum keracunan
a. Keracunan infeksi bakteri biasanya ditandai dengan demam, sakit kepala, mual, sakit perut, dan diare.
b. Keracunan karena toksi bakteri biasanya ditandai dengan demam, sakit kepala, mual, sakit perut, disertai dengan lemah badan. Diare kadang tercampur dengan darah.
c. Keracunan kimia akibat pestisida atau logam berat, ditandai dengan badan lemah, kesadaran menurun, tubuh dingin, mual muntah, kadang mulut berbusa, biasanya menimbulkan kematian.
d. Keracunan karena racun alam ditandai dengan demam, sakit kepala, mual, sakit perut, kejang, sakit otot, dan kadang diare.
3.         tindakan darurat yang harus dilakukan adalah :
1.pemberian cairan basa
2. pemberian zat penawar
3. pemberian cairan asam
4. segera dibawa ke dokter / puskesmas / RS
5. mengamankan sisa makanan untuk diperiksa di laboratorium
6. melaporkan kejadian keracunan kepada sarana pelayanan kesehatan.


BAB III
PEMBAHASAN

A.             HYGIENE SANITASI MAKANAN
            Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap empat faktor penyehatan makanan yaitu faktor tempat/bangunan, peralatan, orang, dan bahan makanan. Penyehatan makanan adalah upaya untuk mengendalikan empat faktor yaitu tempat, orang, alat, dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan. Untuk mengetahui faktor tersebut dapat menimbulkan penyakit atau keracunan makanan, perlu dilakukan analisis terhadap rangkaian kegiatan 6 (enam) prinsip higiene dan sanitasi makanan. Prinsip higiene sanitasi makanan yang diperlukan untuk mengendalikan kontaminasi makanan, antara lain pemilihan bahan baku makanan, penyimpanan bahan makanan,  pengolahan makanan, pengangkutan makanan, penyimpanan makanan, serta penyajian makanan.
·         Pemilihan bahan baku makanan :
Perlindungan terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia atau pertumbuhan mikroorganisme patogen dan pembentukan toksin selama transportasi dan penyimpanan bahan baku mutlak diperhatikan. Bahan-bahan yang dimakan dalam keadaan mentah harus diangkut dan disimpan terpisah dari bahan baku lain dan bahan-bahan yang bukan bahan pangan. Bahan pangan harus dikirim sedemikian rupa sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen atau pembentukan toksin dengan mengatur lamanya waktu pengiriman, suhu dan aktifitas air (water aktivity=Aw) bahan baku.
·         Penyimpanan bahan makanan :
            Kerusakan bahan makan dapat terjadi karena tercemar bakteri, karena alam dan perlakuan manusia, adanya enzim dalam makanan yang diperlukan dalam proses pematangan seperti pada buah-buahan dan kerusakan mekanis seperti gesekan, tekanan, benturan dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dapat dikendalikan dengan pencegahan pencemaran bakteri. Sifat dan karakteristik bakteri seperti sifat hidupnya, daya tahan panas, faktor lingkungan hidup, kebutuhan oksigen dan berdasarkan pertumbuhannya. Terdapat empat cara penyimpanan makanan sesuai dengan suhu yang dipersyaratkan, yaitu penyimpanan sejuk (cooling), penyimpanan dingin (chilling), penyimpanan dingin sekali (freezing), penyimpanan beku (frozen).
·         Pengolahan makanan
            Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengolahan makanan antara lain :
1.        Tersedaianya dapur yang memenuhi persyaratan, dengan minimal setiap dapur memiliki fasilitas tempat pencucian peralatan, tempat penyimpanan bahan makanan, temat persiapan, dan tempat pengolahan (Kepmenkes Nomor: 942/Menkes/SK/VII/2003).
2.        Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses pengolahan makanan seperti sendok, pisaudan peralatan lainnya. Bentuk peralatan masak dipersyaratkan mudah dibersihkan dan tidak boleh berlekuk, tidak boleh digunakan untuk keperluan lain selain memasak, mengolah makanan dan penyimpanan makanan.
3.        Wadah penyimpanan makanan harus dalam keadaan bersih. Selain itu peralatan untuk penyimpanan makanan harus terpisah untuk makanan matang dan mentah, bahan makanan kering dan bahan makanan basah dan terpisah untuk setiap jenis makanan.
4.        Pelindung pencemaran, persyaratan menurut Keputusan Menteri Kesehatan  nomor 942/Menkes/SK/VII/2003, meliputi:
ü  Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak langsung dari tubuh.
ü  Setiap petugas yang bekerja disediakan pakaian kerja minimal celemek (apron) dan penutup rambut (hair cover), khusus untuk penjamah makanan disediakan sarung tangan plastik yang sekali pakai (dispossable), penutup hidung dan mulut (mounth and nose masker).
ü  Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi menggunakan sarung tangan plastik, penjepit makanan, sendok, garpu dan sejenisnya.
·         Pengangkutan makanan :
 Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi risikonya daripada pencemaran bahan makanan. Oleh karena itu titik berat pengendalian yang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak.
·         Penyimpanan makanan :
Bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam makanan yang berada dalam suasana yang cocok untuk hidupnya sehingga jumlahnya menjadi banyak. Suasana yang cocok untuk pertumbuhan bakteri di antaranya suasana makanan banyak protein dan banyak air (moisture), pH normal (6,8-7,5), suhu optimum (10°-60°C). Bahaya terbesar dalam makanan masak adalah adanya mikroorganisme patogen dalam makanan akibat terkontaminasinya makanan sewaktu proses pengolahan makanan maupun kontaminasi silang melalui wadah maupun penjamah. makanan, kemudian dibiarkan dingin pada suhu ruangan. Kondisi optimum mikroorganisme patogen dalam makanan siap saji ini akan mengakibatkan mikroorganisme berlipat ganda dalam jangka waktu antara 1-2 jam.
Faktor risiko kejadian foodborne diseases yaitu pada proses pembersihan alat makan kontak dengan makanan. Faktor risiko juga dapat disebabkan oleh temperatur dan waktu penyimpanan tidak baik, rendahnya personal hygiene, dan alat makan yang tercemar.
·         Penyajian makanan :
Makanan yang disajikan adalah makanan yang siap santap/laik santap. Laik santap dapat dinyatakan bilamana telah dilakukan uji organoleptik dan uji biologis. Dalam prinsip penyajian makanan wadah untuk setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah, dan diusahakan tertutup. Tujuannya agar makanan tidak terkontaminasi silang, bila satu makanan tercemar yang lain dapat diselamatkan, serta memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan pangan.
B.      PENYELEKSIAN BAHAN MAKANAN
Perlindungan terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia atau pertumbuhan mikroorganisme patogen dan pembentukan toksin selama transportasi dan penyimpanan bahan baku mutlak diperhatikan. Bahan-bahan yang dimakan dalam keadaan mentah harus diangkut dan disimpan terpisah dari bahan baku lain dan bahan-bahan yang bukan bahan pangan. Bahan pangan harus dikirim sedemikian rupa sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen atau pembentukan toksin dengan mengatur lamanya waktu pengiriman, suhu dan aktifitas air (water aktivity=Aw) bahan baku.
Pemilihan bertujuan untuk memperoleh bahan baku makanan dan merupakan kegiatan yang sangat penting guna memperoleh produk yang berkualitas tinggi. Semua jenis bahan baku makanan mudah rusak, perlu diperhatikan cara penanganannya bahkan adapula yang lekas menjadi busuk. Bahan baku makanan yang baik adalah banyak mengandung nutrisi komplek yang dibutuhkan oleh tubuh.
Banyak yang harus diperhatikan dalam teknik pemilihan bahan baku makanan diantaranya : warna, tekstur, ukuran, aroma. Pemilihan bahan baku makanan yang salah akan berakibat fatal, agroindustri modern menghasilkan bahan baku makanan yang tampak mengundang selera dan bersih, tapi sebenarnya kualitas gizinya kurang. Bahan baku makanan dalam kemasan biasanya telah mengalami berbagai proses pengawetan, penambahan cita rasa dan sebagainya
Bagaimana agar kita tidak salah dalam memilih makanan, dan terhindar dari makanan yang mengandung zat kimia berbahaya, sebaiknya telitilah sebelum membeli bahan makanan. Berikut adalah cara memilih makanan sehat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang dikutip dari republika :

1. Perhatikan label pada setiap kemasan produk makanan.
Pastikan di label tercantum izin dari Badan POM. Biasanya tertulis: POM kemudian nomor izin pendaftaran.dan untuk produk hasil industri rumah tangga, pastikan juga ada tulisan P-IRT dan nomor izin pendaftaran.
2. Tips memilih daging ayam, pilihlah yang berwarna putih segar, dan tidak ada luka, atau kulit yang membiru
3. Pilihlah bahan makanan mentah yang masih segar yang berwarna cerah.
4. Jika membeli makanan yang berwarna, baca jenis dan jumlah pewarna yang digunakan dalam produk tersebut.
5. Tips memilih ikan dan hasil laut, pilihlah yang masih kenyal, sisik ikan masih utuh atau tidak terkelupas, dan mata ikan masih menonjol.
6. Tips memilih daging sapi, pastikan jarak waktu antara penyembelihan dan penjualan tidak terlalu lama. Daging yang baik terlihat berwarna merah segar.
7. Pilih makanan yang tidak diawetkan.
8.
Tips memilih produk makanan atau minuman yang tidak dikemas secara khusus, sebaiknya pilih makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok. Hindari makanan dengan warna merah, kuning, hijau yang terlihat sangat mencolok. Karena bisa jadi warna yang terlalu mencolok tersebut disebabkan dari bahan pewarna yang bukan untuk bahan makanan, seperti pewarna untuk tekstil yang berbahaya bagi kesehatan.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
            Pemilihan bertujuan untuk memperoleh bahan baku makanan dan merupakan kegiatan yang sangat penting guna memperoleh produk yang berkualitas tinggi. Semua jenis bahan baku makanan mudah rusak, perlu diperhatikan cara penanganannya bahkan adapula yang lekas menjadi busuk. Bahan baku makanan yang baik adalah banyak mengandung nutrisi komplek yang dibutuhkan oleh tubuh

3.2 SARAN
            Semoga makalah ini bisa berguna bagi pembaca dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com – hygiene sanitasi makanan
www.google.com – mekanisme penyeleksian bahan makanan
ss.com/2008/05/05/skk-penyehatan-makanan-dan-minuman