KATA PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya lah, saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“penyeleksian bahan makanan”
Dalam
penyusunan makalah ini banyak sekali kendala dan hambatan yang penulis dapatkan, namun berkat
dorongan dan motivasi yang tak henti-hentinya dan disertai harapan yang kuat
untuk bisa mengatasi semua ini
Untuk
itu, dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
mengarahkan penulis,sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis
sadar dengan segala keterbatasan sehingga jauh dari kesempurnaan. Namun
demikian dengan penuh harapan dan doa semoga makalah ini nantinya bermanfaat adanya, Amin.....
Kendari,
17 April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
judul........................................................................................................................
Kata
pengantar.......................................................................................................................
Daftar
isi................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang...........................................................................................................
B. Tujuan........................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Makanan Yang Baik
B. Cara Penyimpanan Bahan makanan
C. Proses Pengolahan Makanan dan minuman
D Cara Pengangkutan Makanan dan Minuman.
E. Cara Penyampaian dan Penyajian Makanan
dan minuman
F Dapat Mengetahui Bahaya Dan Tanda-Tanda Keracunan Makanan...........................
BAB III PEMBAHASAN
A. Hygiene sanitasi
makanan.................................................................................................
B. penyeleksian bahan
makanan............................................................................................
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan......................................................................................................................
B. saran .................................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Makanan adalah setiap benda padat atau cair yang apabila ditelan
akan memberi suplai energi kepada tubuh untuk pertumbuhan atau berfungsinya
tubuh. Sedangkan pengertian Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara upaya
memelihara dan melindungi subjeknya. Sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan
yang ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai
penularan penyakit.
Berdasarkan pengertian diatas, maka sanitasi makanan adalah suatu
upaya pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk
dapat membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu
kesehatan mulai dari sebelum makanan itu diproduksi, selama dalam proses
pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, penjualan sampai saat dimana makanan dan
minuman itu dikonsumsi oleh masyarakat. Pengertian lain menyebutkan bahwa
higiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan,
orang, tempat, dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
penyakit atau gangguan kesehatan.
1.2
TUJUAN
Adapun tujuan dari
penyusunan tugas ini adalah
·
Untuk mengetahui cara
penyeleksian bahan makanan
·
untuk memperoleh bahan
baku makanan dan merupakan kegiatan yang sangat penting guna memperoleh produk
yang berkualitas tinggi.
BAB
II
Tinjauan Pustaka
A.
Bahan
Makanan Yang Baik
Semua jenis bahan makanan perlu
mendapat perhatian secara fisik serta kesegarannya terjamin, terutama
bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu,
telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb. Baham makanan yang baik kadang kala
tidak mudah kita temui, karena jaringan perjalanan makanan yang begirtu
panjangdan melalui jarngan perdagangan yang begitu luas. Salah satu upaya
mendapatkan bahan makanan yang baika dalah menghindari penggunaan bahan makanan
yang berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat dipertanggung
jawabkan secara kualitasnya.
cara penyimpanan bahan makanan yang baik menurut higiene dan sanitasi
makanan adalah sebagai berikut:
a) Suhu
penimpanan yang baik
Setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan tergantung
kepada besar dan banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya. Sebagian besar
dapat dikelompokkan menjadi:
a.
Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya
- Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C
- Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C
- Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C
b. Makanan jenis telor, susu dan olahannya
- Penyimpanan sampai 3 hari : -50 sampai 70 C
- Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50 C
- Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah -50 C
c.
Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan paling lama 1
minggu yaitu 70 sampai 100 C
d. Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).
b) Tata cara Penyimpanan
a.
Peralatan penyimpanan Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:
- Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 – 150
C untu penyimpanan sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan
makanan da minuman dingin.
- Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 - 40
C dalam keadaanisi bisa digunakan untuk minuma, makanan siap santap dan telor.
- Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C,
dapat digunakan untuk penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak
lebih dari 3 hari.
- Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk menyimpan makanan beku (frozen
food) dengan suhu mencapai -200 C untuk menyimpan daging dan
makanan beku dalam jangka waktu lama.
b. Penyimpanan suhu kamar
Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam suhu kamar,
maka rang penyimpanan harus diatur sebagai berikut:
- Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding, lantai
dan langit-langit, maksudnya adalah:
·
untuk sirkulasi udara agar udara segar dapatsegera masuk keseluruh ruangan
·
mencegah kemungkinan jamahan dan
tempat persembunyian tikus
·
untuk memudahkan pembersihan lantai
·
untuk mempermudah dilakukan stok
opname
- Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur baur
- Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir, tepung, ditempatkan
dalam wadah penampungan sehigga tidak mengotori lantai.
c.
Cara penyimpanan
·
Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar
suhu dapat merata keselutuh bagian
·
Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam
wadah (container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik atau
lemari yang berbeda.
·
Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi
sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian lemari
yang terlalu padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya tidak
sesuai dengan kebutuhan.
d. Penyimpanan didalam lemari es:
·
Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap
·
Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang rapat
dan dipisahkan dari makanan lain, kalau mungin dalam lemari yang berbeda, kalau
tidak letaknya harus berjauhan.
·
Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah
dipergunakan.
·
Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkn lemari untuk
keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan penyimpanan
makanan
e.
Penyimpanan makanan kering:
·
Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik
·
Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab
·
Rak-rak
berjarak minimal 15 cmdari dinding lantai dan 60cm dari langit-langit
·
Rak
mudah dibersihkan dan dipindahkan
·
Penempanan dan pengambilan barang diatur
dengan sistem FIFO (firs in first out) artinya makanan yang masuk
terlebih dahulu harus dikeluarkan lebih dulu
f.
Administrasi penyimpanan
Setiap barang yang dibeli harus dicatat dan
diterima oleh bagian gudang untuk ketertiban adminisrasinya. Setiap jenis
makanan mempunyai kartu stock, sehingga bila terjadi kekurangan barang dapat
segera diketahui.
B. Cara Penyimpanan Bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang
tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera
diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan
yang baik, mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk,
sehingga kualitasnya dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat
hgiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
-
Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan
memenuhi syarat.
-
Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak
memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari
lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak.
-
suhu penyimpanan sesuai dengan
keperluannya.
-
Waktu penyimpanan sesingkat mungkin
untuk mencegah kerusakan dan penurunan mutu.
-
Hindari suhu danger zone yaitu antara 10o C – 60o C.
-
Sirkulasi penyimpanan sistem FiFo (first
in first out).
C. Proses Pengolahan Makanan dan
minuman
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal
yang perlu mendapat perhatian Yaitu:
1. Tempat pengolahan
Tempat pengolahan adalah suatu
tempat dimana makanan dan minuman diolah, tempat pengolahan ini sering disebut
dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan,
karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan
diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
2. Tenaga pengolah / Penjamah
Penjamah makanan menurut Depkes RI
(2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan
peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan
sampai penyajian.Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah
makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang
untuk menularkan penyakit.
Banyak
infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan
melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit. Oleh
sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.
3.
Cara pengolahan
Cara
pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan
sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau
prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good
manufacturing practice).
D. Cara Pengangkutan Makanan dan
Minuman.
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau
penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari
serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan
tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur
shunya dalam keadaan panas 60 0C atau tetap dingi 4 0C.
-
lindungi dari cemaran kimia, serangga, atau percikan ludah sewaktu menata dan
membawa makanan dan minuman.
- Gunakan
kendaraan pengangkut makanan khusus.
- Peralatan
wadah makanan tidak melarutkan zat beracun ke dalam makanan.
E. Cara Penyampaian dan Penyajian
Makanan dan minuman
A. Cara
Penyimpanan
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat
penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin.
Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C.
Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.
B. Cara
Penyajian
Saat
penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut
terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan
bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan
dan kebersihan pakaiannya.
1 Bahaya keracunan makanan adalah :
a. Sumber,dapat menularkan kepada
orang lain dengan berperan sebagai cairan (pembawa kuman), dimana yang
bersangkutan tidak sakit tetapi dapat menyebarkan penyakit kepada orang lain.
b. Kehilangan produktifitas karena
tubuh menjadi lemah, kesadaran menurun, dan gangguan kesehatan lainnya sehingga
tidak dapat bekerja secara optimal dan menyebabkan kehilangan pendapatan atau
penerimaan keluarga.
c. Pemborosan ekonomi karena akibat
dari keracunan yang bersangkutan harus mengeluarkan biaya pengobatan dan
rehabilitasi.
2. tanda-tanda umum keracunan
a. Keracunan infeksi bakteri biasanya
ditandai dengan demam, sakit kepala, mual, sakit perut, dan diare.
b. Keracunan karena toksi bakteri
biasanya ditandai dengan demam, sakit kepala, mual, sakit perut, disertai
dengan lemah badan. Diare kadang tercampur dengan darah.
c. Keracunan kimia akibat pestisida
atau logam berat, ditandai dengan badan lemah, kesadaran menurun, tubuh dingin,
mual muntah, kadang mulut berbusa, biasanya menimbulkan kematian.
d. Keracunan karena racun alam
ditandai dengan demam, sakit kepala, mual, sakit perut, kejang, sakit otot, dan
kadang diare.
3. tindakan darurat yang harus dilakukan
adalah :
1.pemberian
cairan basa
2. pemberian
zat penawar
3. pemberian
cairan asam
4. segera
dibawa ke dokter / puskesmas / RS
5.
mengamankan sisa makanan untuk diperiksa di laboratorium
6.
melaporkan kejadian keracunan kepada sarana pelayanan kesehatan.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
HYGIENE SANITASI MAKANAN
Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap
empat faktor penyehatan makanan yaitu faktor tempat/bangunan, peralatan, orang,
dan bahan makanan. Penyehatan makanan adalah upaya untuk mengendalikan empat
faktor yaitu tempat, orang, alat, dan makanan yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan. Untuk mengetahui faktor
tersebut dapat menimbulkan penyakit atau keracunan makanan, perlu dilakukan
analisis terhadap rangkaian kegiatan 6 (enam) prinsip higiene dan sanitasi
makanan. Prinsip higiene sanitasi makanan yang diperlukan untuk mengendalikan
kontaminasi makanan, antara lain pemilihan
bahan baku makanan, penyimpanan
bahan makanan, pengolahan
makanan, pengangkutan
makanan, penyimpanan
makanan, serta penyajian
makanan.
·
Pemilihan
bahan baku makanan :
Perlindungan terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya
bahan kimia atau pertumbuhan mikroorganisme patogen dan pembentukan toksin
selama transportasi dan penyimpanan bahan baku mutlak diperhatikan. Bahan-bahan
yang dimakan dalam keadaan mentah harus diangkut dan disimpan terpisah dari
bahan baku lain dan bahan-bahan yang bukan bahan pangan. Bahan pangan harus
dikirim sedemikian rupa sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen
atau pembentukan toksin dengan mengatur lamanya waktu pengiriman, suhu dan
aktifitas air (water aktivity=Aw) bahan baku.
·
Penyimpanan
bahan makanan :
Kerusakan bahan makan
dapat terjadi karena tercemar bakteri, karena alam dan perlakuan manusia,
adanya enzim dalam makanan yang diperlukan dalam proses pematangan seperti pada
buah-buahan dan kerusakan mekanis seperti gesekan, tekanan, benturan dan
lain-lain. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dapat dikendalikan dengan
pencegahan pencemaran bakteri. Sifat dan karakteristik bakteri seperti sifat
hidupnya, daya tahan panas, faktor lingkungan hidup, kebutuhan oksigen dan
berdasarkan pertumbuhannya. Terdapat empat cara penyimpanan makanan sesuai
dengan suhu yang dipersyaratkan, yaitu penyimpanan sejuk (cooling),
penyimpanan dingin (chilling), penyimpanan dingin sekali (freezing),
penyimpanan beku (frozen).
·
Pengolahan makanan
Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari
bahan mentah menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik
adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pengolahan makanan antara lain :
1.
Tersedaianya dapur yang
memenuhi persyaratan, dengan minimal setiap dapur memiliki fasilitas tempat pencucian
peralatan, tempat penyimpanan bahan makanan, temat persiapan, dan tempat
pengolahan (Kepmenkes Nomor: 942/Menkes/SK/VII/2003).
2.
Peralatan masak adalah
semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses pengolahan makanan seperti
sendok, pisaudan peralatan lainnya. Bentuk peralatan masak dipersyaratkan mudah
dibersihkan dan tidak boleh berlekuk, tidak boleh digunakan untuk keperluan
lain selain memasak, mengolah makanan dan penyimpanan makanan.
3.
Wadah penyimpanan
makanan harus dalam keadaan bersih. Selain itu peralatan untuk penyimpanan
makanan harus terpisah untuk makanan matang dan mentah, bahan makanan kering
dan bahan makanan basah dan terpisah untuk setiap jenis makanan.
4.
Pelindung pencemaran,
persyaratan menurut Keputusan Menteri Kesehatan nomor 942/Menkes/SK/VII/2003,
meliputi:
ü
Semua kegiatan
pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak langsung
dari tubuh.
ü
Setiap petugas yang
bekerja disediakan pakaian kerja minimal celemek (apron) dan penutup
rambut (hair cover), khusus untuk penjamah makanan disediakan sarung
tangan plastik yang sekali pakai (dispossable), penutup hidung dan
mulut (mounth and nose masker).
ü
Perlindungan kontak
langsung dengan makanan jadi menggunakan sarung tangan plastik, penjepit
makanan, sendok, garpu dan sejenisnya.
·
Pengangkutan makanan :
Pengangkutan
makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran
makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi risikonya daripada
pencemaran bahan makanan. Oleh karena itu titik berat pengendalian yang perlu
diperhatikan adalah pada makanan masak.
·
Penyimpanan makanan :
Bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam makanan yang
berada dalam suasana yang cocok untuk hidupnya sehingga jumlahnya menjadi
banyak. Suasana yang cocok untuk pertumbuhan bakteri di antaranya suasana
makanan banyak protein dan banyak air (moisture), pH normal (6,8-7,5),
suhu optimum (10°-60°C). Bahaya terbesar dalam makanan masak adalah adanya
mikroorganisme patogen dalam makanan akibat terkontaminasinya makanan sewaktu
proses pengolahan makanan maupun kontaminasi silang melalui wadah maupun
penjamah. makanan, kemudian dibiarkan dingin pada suhu ruangan. Kondisi optimum
mikroorganisme patogen dalam makanan siap saji ini akan mengakibatkan
mikroorganisme berlipat ganda dalam jangka waktu antara 1-2 jam.
Faktor risiko kejadian foodborne diseases yaitu
pada proses pembersihan alat makan kontak dengan makanan. Faktor risiko juga
dapat disebabkan oleh temperatur dan waktu penyimpanan tidak baik, rendahnya personal
hygiene, dan alat makan yang tercemar.
·
Penyajian makanan :
Makanan yang disajikan adalah makanan yang siap
santap/laik santap. Laik santap dapat dinyatakan bilamana telah dilakukan uji
organoleptik dan uji biologis. Dalam prinsip penyajian makanan wadah untuk
setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah, dan diusahakan tertutup.
Tujuannya agar makanan tidak terkontaminasi silang, bila satu makanan tercemar
yang lain dapat diselamatkan, serta memperpanjang masa saji makanan sesuai
dengan tingkat kerawanan pangan.
B.
PENYELEKSIAN BAHAN MAKANAN
Perlindungan terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia atau
pertumbuhan mikroorganisme patogen dan pembentukan toksin selama transportasi
dan penyimpanan bahan baku mutlak diperhatikan. Bahan-bahan yang dimakan dalam keadaan
mentah harus diangkut dan disimpan terpisah dari bahan baku lain dan
bahan-bahan yang bukan bahan pangan. Bahan pangan harus dikirim sedemikian rupa
sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen atau pembentukan toksin
dengan mengatur lamanya waktu pengiriman, suhu dan aktifitas air (water
aktivity=Aw) bahan baku.
Pemilihan bertujuan untuk memperoleh bahan baku makanan dan
merupakan kegiatan yang sangat penting guna memperoleh produk yang berkualitas
tinggi. Semua jenis bahan baku makanan mudah rusak, perlu diperhatikan cara
penanganannya bahkan adapula yang lekas menjadi busuk. Bahan baku makanan yang
baik adalah banyak mengandung nutrisi komplek yang dibutuhkan oleh tubuh.
Banyak yang harus diperhatikan dalam teknik pemilihan bahan baku makanan
diantaranya : warna, tekstur, ukuran, aroma. Pemilihan bahan baku makanan yang
salah akan berakibat fatal, agroindustri modern menghasilkan bahan baku makanan
yang tampak mengundang selera dan bersih, tapi sebenarnya kualitas gizinya
kurang. Bahan baku makanan dalam kemasan biasanya telah mengalami berbagai
proses pengawetan, penambahan cita rasa dan sebagainya
Bagaimana agar kita tidak salah
dalam memilih makanan, dan terhindar dari makanan yang mengandung zat kimia
berbahaya, sebaiknya telitilah sebelum membeli bahan makanan. Berikut adalah cara memilih makanan sehat dari Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang dikutip dari republika :
1. Perhatikan label pada setiap kemasan produk makanan.
Pastikan di label tercantum izin dari Badan POM. Biasanya tertulis: POM kemudian nomor izin pendaftaran.dan untuk produk hasil industri rumah tangga, pastikan juga ada tulisan P-IRT dan nomor izin pendaftaran.
2. Tips memilih daging ayam, pilihlah yang berwarna putih segar, dan tidak ada luka, atau kulit yang membiru
3. Pilihlah bahan makanan mentah yang masih segar yang berwarna cerah.
4. Jika membeli makanan yang berwarna, baca jenis dan jumlah pewarna yang digunakan dalam produk tersebut.
5. Tips memilih ikan dan hasil laut, pilihlah yang masih kenyal, sisik ikan masih utuh atau tidak terkelupas, dan mata ikan masih menonjol.
6. Tips memilih daging sapi, pastikan jarak waktu antara penyembelihan dan penjualan tidak terlalu lama. Daging yang baik terlihat berwarna merah segar.
7. Pilih makanan yang tidak diawetkan.
8. Tips memilih produk makanan atau minuman yang tidak dikemas secara khusus, sebaiknya pilih makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok. Hindari makanan dengan warna merah, kuning, hijau yang terlihat sangat mencolok. Karena bisa jadi warna yang terlalu mencolok tersebut disebabkan dari bahan pewarna yang bukan untuk bahan makanan, seperti pewarna untuk tekstil yang berbahaya bagi kesehatan.
1. Perhatikan label pada setiap kemasan produk makanan.
Pastikan di label tercantum izin dari Badan POM. Biasanya tertulis: POM kemudian nomor izin pendaftaran.dan untuk produk hasil industri rumah tangga, pastikan juga ada tulisan P-IRT dan nomor izin pendaftaran.
2. Tips memilih daging ayam, pilihlah yang berwarna putih segar, dan tidak ada luka, atau kulit yang membiru
3. Pilihlah bahan makanan mentah yang masih segar yang berwarna cerah.
4. Jika membeli makanan yang berwarna, baca jenis dan jumlah pewarna yang digunakan dalam produk tersebut.
5. Tips memilih ikan dan hasil laut, pilihlah yang masih kenyal, sisik ikan masih utuh atau tidak terkelupas, dan mata ikan masih menonjol.
6. Tips memilih daging sapi, pastikan jarak waktu antara penyembelihan dan penjualan tidak terlalu lama. Daging yang baik terlihat berwarna merah segar.
7. Pilih makanan yang tidak diawetkan.
8. Tips memilih produk makanan atau minuman yang tidak dikemas secara khusus, sebaiknya pilih makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok. Hindari makanan dengan warna merah, kuning, hijau yang terlihat sangat mencolok. Karena bisa jadi warna yang terlalu mencolok tersebut disebabkan dari bahan pewarna yang bukan untuk bahan makanan, seperti pewarna untuk tekstil yang berbahaya bagi kesehatan.
BAB
IV
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
KESIMPULAN
Pemilihan
bertujuan untuk memperoleh bahan baku makanan dan merupakan kegiatan yang
sangat penting guna memperoleh produk yang berkualitas tinggi. Semua jenis
bahan baku makanan mudah rusak, perlu diperhatikan cara penanganannya bahkan
adapula yang lekas menjadi busuk. Bahan baku makanan yang baik adalah banyak
mengandung nutrisi komplek yang dibutuhkan oleh tubuh
3.2
SARAN
Semoga
makalah ini bisa berguna bagi pembaca dan bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
– hygiene sanitasi makanan
www.google.com
– mekanisme penyeleksian bahan makanan
ss.com/2008/05/05/skk-penyehatan-makanan-dan-minuman